Fg: Hery Sutrisno |
Jujur saja
saya juga sudah lupa kenapa bisa smpai ikut program ini, entah informasi dari
kawan atau saya dapat info dari website universitas. Awalnya s saya tidak
begitu tertarik dengan program ini, saya hanya ikut mendaftar saja karena
memang daftarnya lewat online, scan dokumen trus upload udah selesai, gak pake
ribet. Kebetulan juga waktu itu saya sedang bekerja sebagai instruktur disalah satu lembaga pendidikan di kota padang.
Saya mulai
cari-cari informasi setelah dinyatakan lulus administrasi dan dijadwalkan untuk
ikut tes online. Saya browsing di internet dan juga menghubungi teman saya
(tepatnya senior waktu di SMA) yang belakangan saya tahu dia sedang ikut program
tersebut. Awalnya sempat juga ciut nyali saat melihat daftar daerah penempatan
karena perantauan saya yang terjauh sampai saat itu hanyalah kota Padang,
tempat kuliah. Setelah menimbang-nimbang dengan berbekal informasi yang telah
di dapatkan plus pendapat dari orang tua serta kakak akhirnya saya putuskan tuk
ikut.
Sebelum hari
H (tes online) saya sempatkan untuk baca-baca buku psikotest (supaya terkesan
serius). Di hari H tersebut saya tidak menemukan teman satu angkatan (jurusan)
alias tidak ada yang kenal (apa cuma saya yang berminat disini???). kebanyakan
pesertanya waktu itu adalah lulusan dari universitas lain (swasta). Tapi ya
sudahlah, kepalang tanggung, udah telanjur di mulut buaya, eehhh… pintu
maksudnya, saya pun masuk dan mengikuti tes online hingga selesai yang menurut
saya waktu itu level kesulitannya tidak begitu tinggi. Saya bermain plong,
karena tidak ada beban, mau lulus boleh, tidak pun tidak apa, toh saya ada
kerjaan begitu pikiran waktu itu.
Berselang lebih
kurang 2 minggu (lupa pastinya) pengumuman hasil tes online pun keluar di
website resmi universitas dan nama saya terpampang di antara deretan nama
lainnya. Di bawah nama-nama tersebut dicantumkan juga jadwal tes wawancara
selanjutnya yang merupakan tes terakhir yang jadi penentu kelulusan akhir. Tes wawancara
diadakan di gedung kuliah jurusan olahraga dalam suasana bulan puasa Ramadhan
kala itu. Karena jadwal serentak kelihatanlah seluruh peserta yang akan
bertarung untuk mendapatkan tiket menuju pedalaman Indonesia. Lumayan banyak
juga ternyata peminatnya meski dari sekian ratus orang tersebut hanya beberapa
yang bisa saya kenali. Waktu itu program ini tidaklah se primadona saat ini,
bahkan saya sempat dibully teman satu kelas kuliah di acara buka bareng sebelum keberangkatan ke daerah penempatan.
Pemawawancara
saya waktu itu adalah dosen Bahasa Indonesia yang tidak lain jurusan tetangga
saya waktu uliah S1. Saya tidak kenal bapak tersebut, kenal wajah mungkin pernah
bertemu, begitu juga bapak itu sama sekali tidak kenal dengan saya (maklum,
anti popularitas, heeee). Dengan melihat CV saya bapak tersebut tahu saya
alumni universitas tempatnya mengabdi, tidak banyak yang ditanyakannya, yang
saya ingat waktu itu dia hanya menanyakan apakah saya pandai berenang, spontan
aja saya jawab bisa!! (gaya batu). Tidak lebih 10 menit saya udah dipersilakan
kembali, artinya wawancara udah kelar. Saya sempat curiga juga ada apa ini? Pertanda
baik atau buruk? Soalnya beberapa peserta yang kebagian wawancara dengan bapak
yang sama cukup memakan waktu lama. Ya sudahlah pasrah aja, mana yang datang
berarti yang terbaik, gitu aja…
Seminggu setelahnya
hasil akhir seleksi akhirnya diposting di halaman web universitas dan traaa…. Nama
saya salah satunya…. Alhamdulillah…. (Bersambung)
2 comments
mana kelanjutannya jab??
harap bersabar pemirsah!! haha...
lun sempat lai ki...