Hobby atau Karir, Pilih Mana?

Hobby atau Karir, Pilih Mana?

Terkadang jalan hidup tak selalu berjalan mulus, ada saat semua terkendali sesuai rencana namun tak jarang juga berbalik arah dari apa yang kita perkirakan sebelumnya yang membuat hati jadi gundah gulana, dramatis...wkwkwk..

Kondisi ini sering kita lihat saat dihadapkan dengan persoalan pekerjaan yang kadang tidak sesuai dengan jiwa dan kepribadian kita sendiri yang istilah kerennya sering disebut passion, sehingga ada rasa ketidaknyamanan saat melakukan pekerjaan tersebut yang berimbas pada hasil akhir yang tidak maksimal. Banyak hal yang menjadi penyebab mula terjadi hal seperti ini, bisa jadi karena faktor lingkungan, sebut saja keluarga yang terus membebankan keinginan mereka pada anak yang sejatinya tidak sejiwa dengan mereka. Misalkan saja anak yang passion-nya bongkar-bongkar mesin namun dipaksa orang tua untuk masuk kedokteran karena lebih hit dibanding jadi montir, ya kalau dikait-kaitkan sih masih ada korelasi antara keduanya hingga si anak jadi dokter bedah yang bongkar-bongkar organ pasien. Mengikuti trend, teman, coba-coba, dan masih banyak faktor awal yang mendorong seseorang melakukan hal yang tidak mereka sukai.

Namun tidak juga dipungkiri banyak orang yang bekerja pada bidang yang digemarinya dan mereka inilah orang yang paling bahagia. Bagaiman tidak, mereka bekerja namun seolah mereka sedang bermain, sebut saja pemain bola bukankah itu merupakan hobby mereka yang akhirnya menjadi mata pencaharian dan tempat bergantung mereka meski pada kenyataannya mereka juga tidak terlepas dari beban target dan pengaturan waktu yang sangat ketat.

Dari tadi ngomong apa ya??.... hehe...
Sejatinya saya juga tidak tau mau ngomongin apa sih sebenarnya, yang penting nulis deh, berbagi, mana tau ada yang bermanfaat....

Jadi intinya antara hobby dan pekerjaan bukanlah merupakan sesuatu yang harus dipilih salah satunya. Keduanya merupakan hal penting yang meski kita lakukan demi keseimbangan antara kebutuhan jasmani dan rohani. Kita kerja untuk mendapatkan penghidupan, membiayai kebutuhan hidup sehari-hari sedangkan menyalurkan hobby merupakan kebutuhan jiwa dan emosi yang kadang tertekan dan jenuh dengan tuntutan pekerjaan.

Masing masing orang pasti memiliki hobby yang berbeda satu sama lainnya namun tentu kita tetap dituntut untuk bijak dalam menyikapi hobby atau kegemaran kita, salah satunya adalah tentang keseimbangan pendapatan dengan kebutuhan dalam menyalurkan hobby, jangan sampai hobby kita menghabiskan pendapatan karena sejatinya hobby hanyalah bagian dari penyegaran jiwa agar kembali siap menghadapi tantangan pekerjaan selanjutnya. Jika tidak seimbang maka hal yang pada awalnya diperuntukkan membebaskan diri dan pikiran bisa malah jadi sebaliknya. Misalkan saja kita bekerja sebagai petani biasa tapi punya hobby main golf atau malah off road, bukannya tidak boleh tapi kan kurang matching. jadi tetap harus berpandai-pandai, misalkan kalau kita petani biasa mungkin punya hobby mancing (mancing ikan lho ya, bukan mancing emosi orang :-) ) atau pelajar punya hobby otak atik komputer (kaya saya gitulah ya, hehe), atau seorang pedagang punya hobby game online, upps... gak juga ya, bisa jadi hobbynya merajut atau menganyam yang pada akhirnya bisa jadi usaha tambahan malah jika diseriusi. Tidak jarang hobby bisa mendatangkan pemasukan sampingan ketika hobby tersebut memiliki nilai jual, baik berbentuk barang maupun jasa.

Kita tak mesti terpancing atau malah ikut -ikutan hobby orang lain yang belum tentu sesuai  dengan minat dan kemampuan kita. Seperti beberapa waktu lalu saat saya menonton TV di pagi hari yang mengabarkan salah seorang wakil rakyat yang punya hobby mengoleksi mobil mobil mewah bernilai milyaran rupiah tidak lantas membuat saya ingin mengikuti hobbynya yang memang tidak mungkin terikuti, meski sebenarnya saya kurang ngeh saat si pejabat dengan bangga nyengir ke kamera sambil memamerkan salah satu koleksi mobil mewahnya yang katanya limited edition, bukan saya tidak takjub melihat koleksi di pelataran rumah mewahnya namun saya lebih ingat anak-anak kecil yang mengais sampah saat saya huntuing foto di sekitaran pantai. Memang sih ya itu barang-barang pribadinya namun karena posisinya yang berlabel wakil rakyat membuatnya terlihat kurang layak mempertontonkan hal semacam itu. Coba saja kita bayangkan bagaimana bisa mereka yang menamakan diri sebagai wakil rakyat hidup dengan kemew.... ahhh sudahlah.....

Lain hari, masih dari berita TV juga saya dengar pembawa berita/reporter nya mengabarkan tentang seorang yang punya hobby mengoleksi wanita-wanita muda nan cantik (baca: banyak istri) tapi kurang jelas oleh saya apakah pelakunya seorang pejabat, penjahat, atau penjambret tapi diantara itulah karena saya tidak mengikuti beritanya dari awal. Apa ini termasuk hobby juga ya, ah... saya juga ragu, yang pasti bukan untuk ditiru, "don't try at home!!"..

Oke balik lagi tentang hobby, ngomong-ngomong saya juga punya hobby yang tidak memiliki hubungan dengan profesi saya sendiri. Saya yang berlatar belakang seorang pendidik (baca: guru) sangat senang dengan hal-hal yang berbau fotografi

Baru baru ini karena banyaknya waktu luang yang tidak tau entah mau diapakan akhirnya saya memutuskan untuk membeli kamera yang lebih serius, sebelumnya saya hanya memaksimalkan kamera smartphone. Sebenarnya lebih tepat minta dibelikan, singkat cerita akhirnya saya memiliki kamera DSLR entry level yang diperuntukan untuk beginner. Meskipun entry level tetap saja banyak fotografer profesional yang menggunikannya, "Man behind the Gun" begitu istilah yang sering bergaung dikalangan fotografer, maksudnya hasil foto seseorang itu tidak bisa hanya dinilai dari gera/alat yang digunakan tapi lebih kepada keahlian dari orang yang menggunakannya. Saya pun pribadi sependapat dengan istilah tersebut. Setelah saya memiliki kamera, hari hari pun terasa lebih berasa, sibuk sendiri tepatnya karena kamera dslr ini kinerjanya lebih komplek yang menuntut untuk dipelajari secara khusus meskipun parikan menyediakan mode auto bagi yang malas untuk belajar lebih. Tentunya penggunaan yang lebih baik adalah dengan settingan sendiri.

Jadi, intinya jika ditanya manakah yang harus dipilih antara hobby  dan karir, maka jawabannya adalah keduanya sama sama penting dan bukan sesuatu yang harus dipilih salah satunya. Karir tetap lanjut demi untuk menopang pembiayaan demi kelangsungan hidup sedangkan hobby merupakan salah satu bentu cara untuk menikmati kehidupan, ruang untuk memberikan jeda terhadap rutinitas yang sering menjemukan. itu....

Diakhir tulisan ini saya ingin berbagi beberapa karya fotografi saya sejak awal menyukai dunia fotografi dengan berbagai macam device, mulai dari kamera smartphone, kamera saku, hingga DSLR. Selamat menikmati semoga menginspirasi..... :D

Pantai Pariaman

Mesjid Raya Sumbar

Portrait

Totalitas/ atap mesjid Taqwa Muhammadiyah Padang




Nadhifa/ Ponakan

Nyoba nyoba flat lay

Syakira/ Ponakan

Foto pertama dan satu- satunya yang ngasih duit/Harapan I

Kamera saku Sony WX80

Kamera saku Sony WX80

Teknik Panning

Taplau Kota Padang

Street Photography/ BW



G+

Related Posts: