[My Best Blogging Moments] Berbagi kisah, Menebar Faedah, Mengukir Sejarah

Credit foto: Rajab Muda Lubis
Wow 20 shared...!!! begitu sorakku kegirangan pagi itu saat melihat menu notifikasi di facebook. Rasa senang menyelimuti hati yang baru saja selesai terbuai mimpi. Yap!! 20 shared untuk artikel Ingin ikut SM3T? Baca ini dulu yang baru selesai saya tulis malam itu dan langsung share ke facebook malam itu juga sesaat sebelum tidur.

Begitulah sekelumit kisah tentang kegirangan blogger pemula ketika tulisannya mendapat apresiasi. Tentu saja sebuah apresiasi tidak  melulu harus dinilai dengan standar uang ataupun materi. Seperti halnya kisah saya diatas, shared memberi arti tersendiri bagi saya sebagai penulis. Saya merasa tulisan saya tersebut mendapat tempat dihati pembaca juga memiliki nilai sehingga teman teman merasa butuh untuk membagikannya.

Bulan mei 2016 merupakan awal pertama kali saya belajar  membuat blog. Kebosanan dan banyaknya waktu luang pada waktu itu merupakan alasan saya melirik kegiatan ini. Saya yang baru selesai pendidikan profesi dan dalam penantian untuk tes CPNS jalur khusus memiliki banyak waktu luang kala itu. Banyak hal sudah saya coba untuk mengisi kekosongan tersebut, mulai dari berkebun dipekarangan rumah, belajar instal ulang laptop, ikut komunitas pohonegraphy (motret dengan kamera ponsel) hingga akhirnya terpikir untuk kembali melihat blog yang pernah dibuat semasa kuliah dulu, dulu sekali.

Tampilan yang kaku (masih menggunakan template bawaan blogspot) dan tulisan yang isinya cuma copy paste plus foto-foto narsis membuatku ingin mempelajari ilmu blogging yang sebenarnya, minimal standar untuk pemula. Mumpung waktu luang masih banyak, saya mulai mempelajarinya secara otodidak nonstop lewat blog-blog yang membahas tentang dunia blogging dan panduan untuk blogger pemula yang banyak bertebaran gratis di internet.

Bertahap, satu persatu saya perbaharui, mulai dari template, layout, menambah widget widget penting hingga mempelajari SEO meski hanya untuk tingkat pemula hingga terciptalah blog yang terlihat seperti sekarang ini, yaa lumayanlah ya buat seorang pemula untuk mencurahkan isi hati, hehe….
Manfaatkan semua sumber daya yang kita miliki untuk
mendapatkan ide dan semangat (Foto: Rajab Muda Lubis)

Setelah urusan tampilan luar selesai, mulailah saya mencoba membuat postingan dengan berbagai topik, apa yang terasa langsung tulis. Sejak itu saya resmi dinobatkan (oleh diri sendiri) sebagai blogger. Selama menyandang gelar tersebut dan terjun dalam dunia tulis menulis banyak momen menarik yang saya rasakan, tidak cuma satu, dua atau tiga, bahkan setiap kali saya menyelesaikan sebuah tulisan kemudian post sudah merupakan best moment bagi saya, gimana tidak best yang sebelumnya tidak kepikiran bakal bisa nulis, eh malah selesai hampir 1000-an kata dan setelah dibaca ulang sebelum publish ternyata lumayan menarik. Dan lagi besoknya setelah check blog ternyata ada yang komentar "Kenapa kepotong ceritanya, kapan lanjutannya nih? jadi penasaran" nah lho ternyata sampai ada yang penasaran segala, padahal niat awal cuma menuliskan kisah pribadi untuk dikenang biar tidak kelupaan, semisal kisah saya saat jadi pengajar di pedalaman Kalimantan, eh ternyata ada yang mengikuti dan penasaran. Serasa jadi artis hehe....

Belum lagi yang pas ketemu sama teman di dunia nyata trus bilang "Bagus ya blognya, boleh ajarin gak ya?" Kan serasa jadi orang penting dan diperhitungkan, meski ini bukan tujuan utama ya. Ditambah lagi kita bisa nambah teman sesama blogger untuk saling berbagi, baik terkait dunia blogging maupun hal lain.

Keuntungan lain yang bisa kita dapat dari menulis di blog, selain untuk melatih kemampuan menulis ataupun berbahasa, juga bisa membuat emosi kita lebih tertata karena dengan menulis kita bisa menyalurkan isi hati yang kadang sedang marah atau sedih terhadap sesuatu, atau sangat bangga dan senang akan seseorang atau sesuatu. Kia bisa menyalurkan emosi/ suasana hati kita tersebut menjadi tulisan yang kadang juga bernilai bagi orang lain yang membacanya, Naaahh, kan dapat lagi pahalanya... kan  orang bijak bilang,

Orang yang paling sukses adalah orang yang menebar manfaat bagi orang lain

Memang tidak dipungkiri semangat untuk menulis ibarat iman, kadang naik membubung sampai sampai lupa waktu dan adakalanya menukik tajam, turun drastis bahkan terhempas sampai kedasar, malas yang bersangatan. Untuk itu saya sendiri kadang harus mencari-cari alasan untuk menjaga semangat tersebut, baik dari internal diri saya sendiri maupun energi dari luar.

Apresiasi apresiasi seperti yang telah saya sebutkan diatas menjadi contoh penyemangat eksternal bagi saya untuk terus membagi cerita, kisah, pengalaman, juga pengetahuan yang saya miliki  lewat tulisan. 

Dan belakangan saya baru menyadari tentang adanya event event yang memperlombakan tulisan yang salah satunya saya temukan tidak sengaja beberapa hari yang lalu saat mencari-cari info lomba fotografi di instagram (hobby baru saya sejak punya kamera DSLR, heheh..), yaitu lomba blog dalam rangka memperingati ulang tahun Warung Blogger yang ke 6. Hal ini  memberi suntikan semangat baru untuk kembali melirik blog yang sempat terabaikan. Seandainya nanti nasib baik berpihak pada saya untuk memenangkan lomba ini, tentu momen ini akan jadi Best of the best moment saya dalam dunia blogging, aamiinn... judul artikel pun jadi panjang dengan tambahan "dapat hadiah" hehe..

So, tetap berkarya, isi waktu luang dengan kegiatan positif, ukir sejarahmu, abadikan kisahmu dalam tulisan dan cari beribu alasan untuk tetap menulis dan berbagi, karena banyak teman-teman diluaran sana menunggu ceritamu...

Bukankah orang bijak berkata,
Jika kau hafal maka kau lupa
Jika kau tulis maka kau ingat

“Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog ulang tahun ke-6 tahun Warung Blogger





Related Posts:

Mengukur Jalanan - Street Photography

Credit Foto: Rajab Muda Lubis/ Sony DSC WX80
Hai guys....gimana kabar sobat sobat sekalian?? semoga dalam keadahan sehat wal afiat ya...

Kali ini saya mau berbagi pengalaman tentang hobby baru saya, hobby saya kadang emang suka ganti-ganti, cepat bosan gitu makanya kalau ditanya hobby kadang suka bingung. Sejatinya memang setiap orang memiliki titik jenuh yang berbeda, ada orang yang memang tahan dan setia pada satu kegiatan dalam jangka waktu yang lama, baik hobby maupun pekerjaan, sebaliknya banyak juga yang cepat jenuh dan bosan, orang seperti ini biasanya seorang petualang. 

Saya sendiri tidak juga seorang yang berjiwa petualang namun untuk urusan hobby memang cenderung labil. Sekedar info (terlepas dari penting atau tidaknya... :-D) saya pernah hobby blogging, desain, bongkar pasang laptop, instal ulang laptop dan komputer (yang ini pernah jadi kerjaan sampingan) setelah itu phonegraphy (motret pake Hp), macro photography (sempat beli lensa tambahan untuk macrophone photography, sekarang tak terpakai lagi dan kalau minat silakan hubungi saya, heheh jualan sekalian), dan hobby terakhir yang sekarang masih bertahan adalah fotografi.

Karena masih sangat baru menekuni hobby baru ini, jika ditanya genre fotografi yang saya anut hingga saat ini saya juga belum tahu persis kecendrungannya yang penting bagi saya adalah setiap harinya harus motret terserah apa yang mau dipotret. Tips ini sya dapat dari tulisan yang saya baca tentang tips bagi fotografer pemula yang ingin mahir dibidang fotografi. Belakangan ini saya menyenangi fotografi jalanan. beberapa hari belakangan ini saya pergi keluar sendirian dan berjalan sejauh yang saya mampu dan sepertinya saya sangat menikmatinya. Banyak hal yang terjadi spontan dijalanan yang menarik untuk diabadikan. Saya tertarik karena street photgraphy sangat menantang, salah satunya adalah menantang keberanian. Kita dituntut untuk lebih berani berhadapan dengan orang orang yang sama sekali tidak dikenal. Selain itu juga kita dituntut untuk jeli melihat moment disekitar dan selalu siaga pada setiap momen yang terjadi dengan tiba-tiba.

Dari beberapa hari berkeliaran di jalana dan pasar pasar saya bisa menangkap beberapa al yang harus diperhatikan ketika kita ingin melakukan fotografi jalanan. Berikut uraiaan saya.

1. Jangan melihat melalui jendela bidik (atau di layar) 
Letakkan kamera pinggul. Tapi hal ini tidak selalu mesti dilakukan, hal ini sifatnya situasional, tergantung situasi dan kondisi. Kalau objek tampak santai maka tidaka ada salahnya kita menggunaan view finder untuk jasil yang lebih baik.

2. Jangan melakukan tembakan tunggal
Gunakan modus bidikan kontinu. hal ini dimaksudkan agar nanti kita bisa memilih foto dengan moment terbaik ketika diperiksa di komputer . Menunggu momet terkadang juga hal yang ,esti dilakukan, tunggu hingga jarak kita dngan objek target berada sekitar 2,5 meter atau 3 meter, dan baru setelah itu tekan terus tombol untuk mengambil seri.

3. Beli kartu yang sangat cepat - itu membuat banyak perbedaan.
Pertimbangkan untuk tidak menggunakan format RAW. Ini memperlambat prosesing saat menangkap foto - menyimpan file mentah ke kartu akan memakan waktu lama bahkan dengan kartu kecepatan tinggi. 

4. Cobalah untuk tidak memasang wajah serius atau memasang wajah keras saat Anda memotret. agar subjek Anda merasa nyaman dengan apa yang mereka lakukan. 

5. Jika Anda benar-benar malu memotret orang, cobalah untuk mengatasi rasa malu itu. Cobalah menghadapi lalu lintas manusia yang melaju dan memotret orang-orang yang mendatangi Anda. Selalu bersiaplah untuk menunjukkan foto Anda karena beberapa orang mungkin mempertanyakan motif Anda untuk mengambil foto mereka.

Demikina dulu untuk sementara karena jam terbang saya juga yang masih sangat minim, mugkin nanti semakin banayak berjalan akan semakin banyak yang dirasa.... Semoga bermanfaat dan bagi sobat yang tertarik untukmencoba selamat jadi anak jalanan...... heheh

NB. Berikut saya tampilkan beberapa hasil jepreta saya saat berada di jalanan kota.




Related Posts: